Saham BCA, Jawara Market Cap Hari Ini Dilego Asing Rp 208 M

Market - Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 September 2019 14:20
Sedangkan untuk keseluruhan pasar, nilai net sell oleh investor asing sebesar Rp 208,3 miliar. Foto: PT Bank Central Asia Tbk. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank yang juga emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada awal perdagangan sesi II Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada pukul 13:50 WIB, investor asing tercatat membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 207,13 miliar di pasar reguler. Sedangkan untuk keseluruhan pasar, nilai net sell oleh investor asing sebesar Rp 208,3 miliar.

Banyaknya investor asing yang melego saham BBCA menjadi salah satu penyebab mengapa harga saham perusahaan anjlok 1,43% ke level Rp 29.300/unit saham yang merupakan level terendah sejak 17 Juni 2019.



Kondisi politik dalam negeri yang tidak stabil, belum lagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lesu membuat pelaku pasar emoh menggelontorkan dana mereka di saham-saham perbankan, seperti BBCA.

Seperti diketahui, kemarin (24/9/2019) ratusan ribu mahasiswa menggelar aksi demo untuk menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), RUU Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, dan RUU Ketenagakerjaan. Mahasiswa juga menolak pengesahan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Reliance Sekuritas menyebutkan aksi demo mahasiswa yang merupakan terbesar sejak demo mahasiswa tahun 1998 silam menyita perhatikan dan meningkatkan kekhawatiran investor akan kondusifitas aktivitas bisnis di Indonesia.

Tak hanya karena faktor aksi demo, analis PT Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada katalis positif dari perekonomian dalam negeri. Faktor ini menjadi salah satu sentimen yang membuat investor cabut dari dalam negeri.

Sepanjang tiga bulan kedua tahun 2019, BPS mencatat perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan (year-on-year/YoY), jauh melambat dibandingkan capaian kuartal II-2018 kala perekonomian mampu tumbuh sebesar 5,27%.

Pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua tahun 2019 juga melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07%. Untuk periode semester I-2019, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,06% YoY.

Dengan kondisi politik yang sarat ketidakpastian dan ekonomi yang loyo membuat investor asing khawatir terkait kelanjutan bisnis industri perbankan Indonesia, terutama berkaitan dengan permintaan kredit konsumsi yang bisa dibilang salah satu sumber pemasukan utama.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya

Semester I, Laba BCA Melesat 18% Jadi Rp 14,5 T


(dwa/hps)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading