Asal Limbah Abu yang Bakar Tangan dan Kaki Bocah SD di Mojokerto

Asal Limbah Abu yang Bakar Tangan dan Kaki Bocah SD di Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikNews
Sabtu, 20 Jul 2019 09:09 WIB
Limbah abu yang membakar tangan dan kaki bocah SD di Mojokerto/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Teka-teki asal mula timbunan limbah berbentuk abu yang membakar tangan dan kaki siswa kelas 2 SD di Mojokerto akhirnya terungkap. Limbah tersebut dari pabrik gula yang dimanfaatkan petani untuk menyemaikan benih padi.

Timbunan limbah abu yang membakar kedua tangan dan kaki Nizam Dwi Pramana (8) terletak di tepi jalan Dusun Kedungbulus, Desa Watesprojo, Kecamatan Kemlagi. Timbunan abu berada di tanah Purwati, warga setempat. Abu tersebut berwarna abu-abu dan tidak berbau.

Kapolsek Kemlagi AKP Eddie Purwo Santoso mengatakan, limbah abu itu didatangkan oleh Abdul Hadi, tokoh di Kelompok Tani (Poktan) Dusun Kedungbulus pada Oktober 2017. Menurut dia, limbah diambil dari pabrik gula (PG) di Mojokerto.


"Itu ledok atau limbah penggilingan tebu dari PG Gempolkrep, bukan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)," kata Eddie saat dihubungi detikcom, Sabtu (20/7/2019).

Oleh para petani di Dusun Kedungbulus, lanjut Eddie, limbah abu digunakan sebagai media tanam benih padi. Sebelum digunakan untuk menyemaikan padi, abu lebih dulu dicampur tanah dengan perbandingan satu banding satu.

"Setelah dicampur, lalu diaduk di boks. Baru kemudian digunakan untuk menyemaikan benih padi. Fungsinya sebagai pupuk," terangnya.

Kini Eddie sedang menyelidiki penyebab limbah abu tersebut bisa membakar kedua tangan dan kaki Nizam. Selain itu, pihaknya juga berupaya mengatasi persoalan keuangan yang dialami keluarga korban.


Pasalnya nenek Nizam, Suparmi (50) mengaku terpaksa meminjang uang Rp 2 juta lebih dari tetangganya untuk cucunya berobat. Pengobatan itu dijalani Nizam sebelum dirawat di RSUD RA Basuni, Kecamatan Gedeg, Mojokerto menggunakan BPJS.

"Kami sudah koordinasikan dengan perangkat Desa Watesprojo. Mereka akan memberikan santunan kepada korban untuk mengganti biaya pengobatan tersebut," tegas Eddie.

Nizam terperosok ke limbah abu saat memungut botol air mineral untuk mainan. Kedua kaki siswa kelas 2 SDN Watesprojo ini terbakar abu yang saat itu membara. Kedua tangannya ikut terbakar karena tercelup abu tersebut.

Saat ini Nizam dirawat di RSUD RA Basuni. Luka bakar paling parah pada pergelangan kaki kiri korban. Saking panasnya abu tersebut, sandal yang dipakai korban ikut meleleh. Luka bakar itu telah dioperasi. (sun/bdh)