Ihwal Pembelian 5.000 Pucuk Senjata dan Angkatan Kelima

Ihwal Pembelian 5.000 Pucuk Senjata dan Angkatan Kelima

Sudrajat - detikNews
Selasa, 26 Sep 2017 10:28 WIB
Foto: Andika/detikcom
Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkap nama institusi yang memesan 5.000 pucuk senjata ilegal. Hal itu untuk menghindari aneka tafsir dan spekulasi bahwa ada sekelompok pihak yang ingin mempersenjatai diri.

"Mungkin angkatan apa tuh kalau dulu, angkatan kelima, he-he-he...," kata Fadli Zon yang juga politikus dari Partai Gerindra itu berseloroh.

Soal Angkatan Kelima ini juga sempat disinggung oleh politisi Partai Bulan Bintang MS Kaban lewat akun twitternya, 22 September lalu. "Pesan senjata 5000 pucuk catut nama Presiden kata panglima TNI. Wah 5000 pucuk bisa 9 batalyon infantri siapa nih yg mau bikin angkatan ke V," cuitnya dalam akun @hmskaban yang dilihat detikcom, Selasa (26/9/2017).

Angkatan Kelima merupakan usulan para elite PKI untuk mepersenjatai kelompok tani dan buruh. Usul ini terkait rencana pembentukan para sukarelawan-sukarelawati dalam menghadapi konfrontasi dengan Malaysia. Seperti diketahui dalam jajaran TNI waktu itu ada empat matra atau angkatan yakni Darat, Laut, Udara, dan Kepolisian.

TNI Angkatan Darat tegas menentang usulan PKI tersebut karena khawatir unsur ini akan digunakan oleh PKI untuk merebut kekuasaan, meniru pengalaman dari revolusi baik dari Rusia maupun RRC.

Di sisi lain, dalam kurun waktu hampir bersamaan ada tawaran bantuan senjata dari RRC kepada Indonesia guna menghadapi Inggris yang akan membentuk 'negara boneka' Malaysia.


***

Pada 2 Oktober 1965, Panglima Kostrad Mayjen Soeharto melapor kepada Presiden Sukarno di Istana Bogor. Turut hadir di sana Men/Pangau Omar Dani, Komodor Leo Wattimena, dan Mayjen Pranoto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soeharto secara implisit menyebut TNI-AU kemungkinan terlibat dalam Gerakan 30 September dan pembunuhan para jenderal Angkatan Darat.

Indikasinya, banyak sukarelawan dari Pemuda Rakyat (yang berafiliasi ke Partai Komunis Indonesia) yang dilatih kemiliteran di wilayah sekitar pangkalan udara Halim. "Mereka memiliki senjata api seperti yang dimiliki AU," kata Soeharto dalam otobiografi, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya. Juga seperti dalam adegan film 'Pengkhianatan G 30S/PKI' yang tersebar di YouTube.

Guna memperkuat tuduhannya, Soeharto memperlihatkan sepucuk senjata laras panjang jenis Cung, buatan Cina. "Senjata ini ditemukan di sekitar Lubang Buaya," ujarnya kepada Presiden Sukarno.

Leo membenarkan bahwa TNI AU memiliki senjata jenis seperti itu. "(Mungkin) Mereka mencurinya dari gudang kami. Kami akan menelitinya lebih lanjut," katanya.

Dalam sidang Mahkamah Militer Luar Biasa, salah satu dakwaan kepada Omar Dani turut disinggung soal senjata buatan China tersebut. Sebagai petinggi AU, Omar Dani dituding telah melakukan penerbangan gelap ke Cina untuk mengambil 25.000 pucuk senjata cung. Dia tentu menepis dakwaan tersebut.

Menurut Omar Dani dalam buku 'Tuhan, Pergunakanlah Hati, Pikiran, dan Tanganku', 25 ribu senjata itu merupakan tawaran dari Perdana Menteri RRC Chou En Lai pada akhir 1964. Tawaran itu disampaikan kepada delegasi Indonesia yang dipimpin Wakil Perdana Menteri I merangkap Menteri Luar Negeri Dr. Soebandrio.

Kunjungan itu disertai Menteri Penerangan Achmadi, Deputi Operasi Men/Pangad Mayjen TNI Moersjid, Men/Pangal Laksdya Laut RE Martadinata, Deputi Operasi Men/Pangau Laksda Udara Sri Muljono Herlambang, dan Men/Pangak Irjen Pol. Soetjipto Joedodihardjo.

Dalam pembicaraan, Chou menawarkan bantuan 100 ribu pucuk senjata ringan kepada Indonesia untuk menghadapi Inggris yang akan mendirikan negara Malaysia. Senjata itu tak cuma untuk AU, tapi untuk semua angkatan. Atas perintah Presiden, Omar Dani lalu menuju RRC untuk menindaklanjuti tawaran senjata tersebut.

"Kepergian saya ke RRC adalah atas perintah Bapak (Presiden Sukarno) yang sebetulnya untuk memenuhi permintaan pihak Pakistan," ujar Omar Dani.

Kala itu, Pakistan terlibat konflik dengan India. Indonesia dan Cina membantu Pakistan dengan pesawat MIG-19. Sebenarnya Pakistan ingin meminjam pesawat pembom strategis Tupolev TU-16KS tapi Men/Pangau keberatan. Akhirnya Auri memberikan bantuan lima MIG-19.


VIDEO 20detik: Canggihnya MAG 4, Pistol Keren dari Pindad untuk Polri

(jat/erd)