Ada China, AS Angkut Rudal & Militer dari Arab?

News - Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 May 2020 10:50
A member of the U.S. Air Force stands near a Patriot missile battery at the Prince Sultan air base in al-Kharj, central Saudi Arabia, Thursday, February 20, 2020. Pompeo met with King Salman in the capital, Riyadh, on Thursday. (Andrew Caballero-Reynolds/Pool via AP) Foto: Misil Patriot Amerika Serikat (Andrew Caballero-Reynolds/Pool via AP)
Jakarta, CNBC IndonesiaAmerika Serikat (AS) menarik keluar empat sistem rudal Patriot dari Arab Saudi. AS juga menarik 300 tentaranya, sebagaimana dilaporkan AFP, mengutip pejabat Kementerian Pertahanan AS, Kamis (7/5/2020).

Setidaknya dua skuadron pesawat tempur AS juga meninggalkan kawasan tersebut. Kini, AS mempertimbangkan pengurangan tentara Angkatan Laut di Teluk.



Langkah AS ini ditulis Wall Street Journal bukan tanpa alasan. Ketegangan antara paramiliter yang dituding AS didukung Iran dengan Saudi, diyakini, sudah menurun.

Sebelumnya, AS mengirimkan tentara untuk mengamankan serangan dari musuh Saudi. Pada 2019 lalu misalnya, fasilitas minyak Saudi Aramco sempat diserang rudal milik pemberontak Houthi di Yaman.



"Sekarang (waktunya) pergi," kata narasumber anonim tersebut.

"Ini didasarkan pada penilaian oleh beberapa pejabat bahwa Tehran tidak lagi menjadi ancaman langsung bagi kepentingan strategis Amerika."

Meski sebagian pejabat mengkhawatirkan pengurangan bisa meningkatkan pengaruh Iran, kampanye "tekanan maksimum" pemerintah Trump dianggap bisa meminimalkan hal itu.

Dalam laporan yang sama, ada dugaan penarikan ini terkait perkembangan ketegangan AS dengan China. Pentagon kabarnya meyakini aset itu harus dipindahkan ke Asia, seiring meluasnya peran China.

Hubungan antara AS dan Arab Saudi tegang beberapa pekan terakhir. Karena jatuhnya harga minyak akibat ketegangan Saudi dan Rusia soal pemangkasan pasokan minyak di tengah pandemi COVID-19.

Ini sempat membuat Trump mengancam Pangeran Saudi Mohamed bin Salman. Dalam laporan Reuters, Trump mengatakan tak akan menghentikan anggota parlemen AS meloloskan UU soal penarikan pasukan negeri itu dari kerajaan.

Namun hal itu mungkin tak akan terjadi. Terutama jika Arab Saudi dan negara pengekspor minyak OPEC memangkas produksi.

[Gambas:Video CNBC]





Artikel Selanjutnya

Sinyal Apa Ini? Iran Mau Kerja Sama dengan Arab Saudi


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading