Heroik, Rupiah Kini Tidak Melemah Lagi!

Market - Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 February 2019 15:35
Dari melemah, bahkan lumayan dalam, rupiah berhasil bangkit dan mengejar ketertinggalan. Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Heroik. Mungkin kata itu yang bisa menggambarkan perjalanan rupiah hari ini. Dari melemah, bahkan lumayan dalam, rupiah berhasil bangkit dan mengejar ketertinggalan. 

Pada Selasa (12/2/2019) pukul 15:22 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.035 di perdagangan pasar spot. Tidak berubah dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya alias impas. 

Rupiah sempat begitu dekat dengan Rp 14.100/US$, di mana posisi terlemah mata uang Tanah Air hingga tengah hari ini adalah Rp 14.095/US$. Namun jelang tengah hari, rupiah perlahan mulai melawan balik dan kini mampu mentas dari zona merah meski belum mampu menguat. 


Rupiah sepertinya terbawa arus penguatan mata uang Asia. Ya, dolar AS kini sudah tidak lagi sangar di Benua Kuning.  

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap rupiah pada pukul 15:25 WIB: 

 

Investor mulai berani melepas dolar AS karena serangkaian sentimen positif eksternal. Dari Washington, ada peluang pemerintahan AS tidak mengalami penutupan sebagian (partial shutdown) setelah anggaran sementara berakhir pada 15 Februari. 

Mengutip Reuters, Kongres diberitakan  telah mencapai kesepakatan tentatif untuk mencegah terjadinya shutdown. Seorang sumber yang ikut dalam proses negosiasi mengungkapkan, Kongres sepakat untuk menganggarkan US$ 1,37 miliar untuk pembangunan pagar tinggi di perbatasan AS-Meksiko. 

Memang bukan tembok seperti yang ngotot diperjuangkan Presiden AS Donald Trump, anggarannya juga jauh lebih kecil dari US$ 5,7 miliar. Namun pagar ini bisa menjadi jalan tengah yang menyatukan Capitol Hill dengan Gedung Putih. 

"Kami sudah mencapai kesepakatan prinsip. Sekarang staf kami sedang menyusun rinciannya," ujar Richard Shelby, Senator Alabama dari Partai Republik, mengutip Reuters. 

Melihat risiko shutdown yang mereda, investor mulai berani dan keluar dari persembunyiannya. Dolar AS yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi 'bunker' perlindungan mulai dilepas sehingga nilainya melemah. Rupiah pun mampu memanfaatkan situasi ini dengan mentas dari zona merah.

Selain itu, kemungkinan penguatan rupiah juga dibantu oleh lelang obligasi negara. Hari ini pemerintah melelang 7 seri obligasi dengan target indikatif Rp 15 triliun yang mampu dinaikkan menjadi Rp 30 triliun.

Sepertinya lelang berlangsung semarak dan pemerintah memenangkan jumlah yang cukup banyak. Arus modal ini tampaknya mampu menambah energi bagi rupiah untuk bangkit.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!


(aji/aji)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading