Raksasa telko asal China itu baru saja mengumumkan tengah mengembangkan map yang diberi nama 'Map Kit'. Layanan tersebut rencananya baru akan diluncurkan secara publik pada bulan Oktober mendatang.
Dikutip dari Live Mint, Map Kit akan terhubung dengan layanan map lokal dan tersedia untuk 150 negara dan bagian. Yang menarik, untuk layanan ini Huawei bermitra dengan situs web agregator travel Booking Holdings dari Amerika.
Menciptakan sebuah map bukanlah hal yang mudah, apalagi sesukses Google dengan Maps-nya -- yang diluncurkan pada tahun 2005. Itu pun Google merasa tetap perlu membeli Waze dengan harga hampir satu miliar dolar pada tahun 2013 untuk meningkatkan jaringan.
Di sisi lain, ada pula satu tempat yang sulit ditembus Google. Tempat itu adalah China, rumahnya Huawei. China mengharuskan perusahaan untuk mendapat otorisasi khusus dari departemen administrasi untuk survei dan pemetaan di bawah Dewan Negara. Hal ini tentunya bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan buat perusahaan asing, apalagi dari AS seperti Google.
Ini menjadi salah satu alasan mengapa Google Maps tidak pernah dapat menampilkan peta kota China mana pun dengan benar-benar akurat.
Menilik hal tersebut, di atas kertas Huawei setidaknya akan punya satu keunggulan dibandingkan Google. Pertanyaanya apakah nanti keunggulan layanan pemetaan di China itu juga bisa diterapkan Huawei di 150 negara dan 40 bahasa berbeda, sampai akhirnya menjelma jadi pesaing serius dari Google Maps. Bisakah?
Baca juga: Donald Trump Tak Mau Berbisnis dengan Huawei |
Simak Video "Indonesia Akan Luncurkan Aplikasi Penunjuk Arah Mirip Google Maps"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/krs)